ZIARAH KUBUR
a.
Apa hukum ziarah kubur?
Ziarah
ke kuburan untuk orang laki-laki sunnah hukumnya. Sebelumnya, yaitu pada
permulaan islam ziarah ke kubur memang dilarang. Lalu hukum larangan ini
dinasakh dengan sabda Nabi SAW dan perbuatannya.
Ada
beberapa hadits berkaitan dengan ziarah kuburan, antara lain:
كنت نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها
“Dulu
saya telah melarang kamu semua ziarah ke kuburan, maka (sekarang) berziarahlah
ke kuburan).” (HR. imam Muslim)
كنت نهيتكم عن زيارة القبور فزوروها فإنها ترق القلب وتدمع
العين وتذكر الأخرة
“Dulu
saya telah melarang kamu semua ziarah ke kuburan, maka (sekarang) berziarahlah
ke kuburan, sebab ziarah kubur itu dapat melunakkan hati, mencucurkan air mata
dan mengingatkan akhirat.”
Para
ulama menjelaskan bahwa ziarah ke kuburan itu termasuk hal yang biasa dilakukan
oleh Nabi SAW dan para sahabat beliau juga melakukannya. Semasa beliau belum
wafat, Nabi SAW juga mengajarkan kepada sahabatnya tata cara ziarah kubur, ntuk
mengingat dan mengambil pelajaran. Sampai saat ini ziarah kubur itu masih
berlaku di berbagai daerah, kota dan pedesaan.
b.
Apa hukum ziarah kubur bagi kaum wanita?
Lama
menerangkan, bahwa ziarah kubur bagi wanita itu makaruh hukumya, karena
dikhawatirkan jiwanya selau sedih, mengingat kaum wanita gampang susah dan
jarang yang bias menahan sabar terhadap musibah, terkecuali ziarah ke kuburan
para wali, orang-orang sholeh dan lama. Mereka tetap disunahkan untuk
mendapatkan barokah. Sebagian ulama membolehkan kaum wanita berziarah ke kubur
secara mutlak, berdasarkan hadits Nabi SAW:
أنه
صلى الله عليه وسلّم رأى امرأة بمقبرة تبكي على قبر ابنها فقال لها اتقى الله
واصبري
“Sesungguhnya
Nabi SAW melihat seorang wanita di atas kuburan dengan menangis diatas kuburan
anaknya, kemudian beliau bersabda kepadanya: “Takutlah kepada Allah dan
bersabarlah”. HR. Bukhori dan Muslim).
Dalam
hadits di atas, Rasulullah menyuruh wanita agar bersabar dan tidak
mengingkarinya ziarah kubur.
السلام
عليكم أهل الديار من المؤمنين والمسلمين ويرحم الله المستقدمين منّا والمستأخرين
وإنّا إن شاء الله بكم لاحقون
“Sesungguhnya
Nabi SAW mengajarkan Aisyah do’a ketika berziarah ke kuburan beliau bersabda:
“ucapkan:
c.
Bagaimana halnya dengan sabda Nabi SAW Allah melaknat wanita wanta peziarah kubur?
Menurut
ulama ahli tahqiq, hadits tersebut ditakwil, jika ziarah wanita-wanita
itu untuk meratapi dan menangisi yang meninggal, seperti yang berlaku di
masyarakat jahiliyah, maka ziarah kubur seperti itu jelas haram berdasarkan
ijma’. Apabila bersih dari hal-hal tersebut maka tidak diharamkan dan tidak
termasuk dalam ancaman hadits tersebut.
d.
Apa hukum melakukan perjalanan ziarah ke makan Rasulullah SAW, makam para Nabi
dan para wali?
Ziarah
ke makam Rasulullah SAW, merupakan salah satu perbuatan yang dapat mendekatkan
diri kepada Allah. Demikian juga perjalanan menuju ke tempat beliau dan juga ke
tempat-tempat para Nabi, para wali dan para syuhada’ untuk mendapatkan barokah
dari Allah dan mengambil I’tibar. Perjalanan seperti itu hukumnya mustahab dan
banyak faedahnya. Yang terpenting adalah harus dapat menjaga adab (tata cara)
menurut syari’at.
e.
Apa dalil kesunahan perjalanan ziarah itu?
Dalilnya
adalah firman Allah SWT:
“Sesungguhnya
Jikalau mereka ketika Menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun
kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka
mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.(QS.An-Nisa’ :64).
Dalam
hadits pun telah dijelaskan, bahwa Nabi SAW tetap hidup di dalam kuburannya. Dengan
demikian, berarti ziarah kepada beliau sesudah wafat seperti ziarah kepada
beliau saat hidup. Dasarnya adalah hadits:
من حجّ فزار قبري بعد وفاتى فكأنما زارني في حياتي
“Barangsiapa
menunaiakan ibadah ahji, lalu ziarah ke kuburku sesudah aku wafat, maka ia
seperti ziarah kepadaku sewaktu aku dalam keadaan hidup.” (HR. Thabrani).
من حج لم يزرني فقد جفاني
“Barangsiapa
menunaikan ibadah haji dan enggan berziarah kepadaku, ia benar-benar jauh.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar