Selasa, 15 Desember 2015

Asal usul Gelar Kyai dalam Masyarakat Jawa


 

Asal usul Gelar Kyai dalam Masyarakat Jawa

Dalam tradisi jawa, sebutan kiai merupakan julukan untuk sesuatu yang dituakan atau yang dihormati baik berupa barang maupun orang. Beberapa ahli sepakat bahwa kata "kiai" dalam bahasa jawa berasal dari kata ikiae (iki ae= ini saja) yang dalam perkembangannya berubah menjadi kyai.

Menurut KH. Abdullah Faqih, dalam Menolak Istilah Kiai Khas dan Kiai Kampung mengungkapkan bahwa kata kiai merupakan sinonim dari kata syech dalam bahasa arab.
Secara pengertian bahasa, menurut beliau kyai adalah man balagha sinnal arbain, yaitu orang-orang yang sudah tua umurnya atau orang-orang yang mempunyai kelebihan, misalnya : kelebihan dalam hal berceramah atau kelebihan mengobati orang sakit (nyuwuk) tapi tidak pandai dalam masalah agama.

Secara pengertian istilah arti kata syech seperti disebutkan dalam kitab al-Bajuri adalah man balagha rutbatal fadli, yaitu orang-orang yang telah sampai pada derajat keutamaan karena selain pandai (alim) dalam masalah agama (sekalipun tidak allamah atau sangat alim), mereka mengamalkan ilmu itu untuk dirinya sendiri dan mengajarkan kepada murid-muridnya. . Penyebutan kiai itu berasal dari inisiatif masyarakat, bukan dari dirinya sendiri atau dari media massa.

Asal Usul Gelar Ajengan di Jawa Barat


Ajengan merupakan julukan/sebutan masyarakat sunda untuk pemuka agama islam / ulama di daerah Jawa Barat (Sunda). Para Ajengan merupakan ahli agama islam yang telah menempuh pendidikan islam selama belasan bahkan puluhan tahun. Mereka menjadi santri di berbagai pesantren di indonesia maupun belajar agama ke negara-negara arab. 


Mereka yang bergelar "Ajengan" mendedikasikan dirinya untuk beribadah kepada Allah. Menjaga diri dari berbuat dosa dan melayani serta mengajari masyarakat dalam masalah agama. Para Ajengan sangat dihormati oleh masyarakat setempat karena Para Ajengan dijadikan guru dan tempat bertanya mengenai segala permasalahan-permasalahan keumatan.


Para Ajengan kebanyakan sudah mencapai derajat Tajrid. Secara sederhana tajrid menurut Syech Ibn Athailah Asy-sakandari, penulis Tasawuf Hikam (Abad ke 12) adalah pencapaian tingkat hidup dan kehidupan yang mantap dan mapan, baik secara jasmaniah dan rohaniah. Jika seseorang telah mencapai tingkat Tajrid, maka dunia bukan lagi menjadi tujuan, karena kebutuhan (jasmaniah) dalam batas wajar sudah terpenuhi. Salah satu alasan mengapa ajengan tidak lagi mementingkan dunia adalah karena mereka memiliki ilmu berbagai macam rezeki sehingga mereka tidak perlu takut bahwa dengan mendedikasikan diri bagi agama, mereka akan dijauhkan rezeki karena seperti ungkapan Sayyidina Ali bin Abi Thalib bahwa Rezeki itu ada 2 macam, yaitu :" Rezeki yang mencarimu dan Rezeki yang harus engkau cari."

Syair Sholawat Asnawiyah (Sholawat Nasionalisme) Karya KH. Raden Asnawi, Kudus


lirik sholawat asnawiyah


YAA ROBBISHOLLI ‘ALA ROSUU LI MUHAMMADIN SIRRIL ‘ULAA

WAL ANBIYAA’ WAL MURSALIIN AL GHURRI KHOT MAN AWWALAA

YAA ROBBI NAWWIR QOLBANAA BINURI QURAANIN JALA

WAFTAH LANAA BIDARSIN AW QIROATIN TUROTTALAA

WARZUQ BIFAHMIL ANBIYAA LANAA WA AYYA MANTALAA

TSABIT BIHI IIMANANAA DUNYA WA UKHRON KAMILA

AMAN AMAN AMAN AMAN INDONESIA RAYA AMAN

AMIN AMAIN AMIN AMIN YAA ROBBI ROBBAL ‘ALAMIN

AMIN AMIN AMIN AMIN WAYAA MUJIIBASSAILIIN



Siapa yang belum tahu dengan Sholawat Badar ? Mayoritas umat islam di Indonesia pasti tahu dan pernah mengumandangkan sholawat ini. Sholawat Badar sering sekali dilantunkan dalam pengajian, majelis taklim, orang hajatan bahkan ada yang menjadikannya sebagai amalan sehari-hari.

Tentu banyak manfaat, hikmah dan/atau faedah dari sholawat nabi yang satu ini. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda "Barangsiapa yang membaca shalawat kepadaku sekali, maka Allah akan memberikan balasan shalawat kepadanya sepuluh kali". (HR. Muslim).

Dan tentu saja masih banyak lagi keutamaan membaca sholawat nabi yang bisa kita peroleh.

LIRIK DAN ARTI SHOLAWAT BADAR / SHOLAWAT BADRIYAH

صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ اللهِ *** عَـلَى طـهَ رَسُـوْلِ اللهِ

Shalaatullaah Salaamul laah ‘Alaa Thaaha Rasuulillaah

صَـلا َةُ اللهِ سَـلا َمُ اللهِ *** عَـلَى يـس حَبِيْـبِ اللهِ

Shalaatullaah Salaamullah ‘Alaa Yaa Siin Habiibillaah


Arti :
Rahmat dan keselamatan Allah,

Semoga tetap untuk Nabi Thaaha utusan Allah,

Rahmat dan keselamatan Allah,

Semoga tetap untuk Nabi Yasin kekasih Allah’

تَوَ سَـلْنَا بِـبِـسْـمِ اللّهِ *** وَبِالْـهَادِى رَسُـوْلِ اللهِ

Tawassalnaa Bibismi llaah Wabil Haadi Rasuulillaah

وَ كُــلِّ مُجَـا هِـدِ لِلّهِ *** بِاَهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Wakulli Mujaahidin Lillaah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Arti :
Kami berwasilah dengan berkah “Basmalah”,

Dan dengan Nabi yang menuniukkan lagi utusan Allah,

Dan seluruh.orang yang beriuang .karena Allah,

Sebab berkahnya sahabat ahli badar ya Allah.


اِلهِـى سَـلِّـمِ اْلاُمـَّة *** مِـنَ اْلافـَاتِ وَالنِّـقْـمَةَ

llaahi Sallimil Ummah Minal Aafaati Wanniqmah

وَمِنْ هَـمٍ وَمِنْ غُـمَّـةٍ *** بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Wamin Hammin Wamin Ghummah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah


Arti :
Ya Allah, semoga Engkau menyelamatkan ummat,

Dari bencana dan siksa,

Dan dari susah dan kesempitan,

Sebab berkahnya sahabat ahli badar ya Allah’



اِلهِى نَجِّـنَا وَاكْـشِـفْ *** جَـمِيْعَ اَذِ يـَّةٍ وَا صْرِفْ

Ilaahi Najjinaa Waksyif Jamii’a Adziyyatin Wahrif

مَـكَائـدَ الْعِـدَا وَالْطُـفْ *** بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Makaa idal ‘idaa wal thuf Bi Ahlil Badri Yaa Allaah



Arti :
Ya AIlah semoga Engkau selamatkan kami dari semua yang menyakitkan,

Dan semoga Engkau (Allah) meniauhkan tipu dan daya musuh-musuh,

Dan semoga Engkau mengasihi kami,

sebab berkahnya sahabat Ahli Badar Ya Allah.


اِلهِـى نَـفِّـسِ الْـكُـرَبَا *** مِنَ الْعَـاصِيْـنَ وَالْعَطْـبَا

llaahi Naffisil Kurbaa Minal’Ashiina Wal’Athbaa

وَ كُـلِّ بـَلِـيَّـةٍ وَوَبـَا *** بِاَهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Wakulli Baliyyatin Wawabaa Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Arti :
Ya Allah, semoga Engkau menghilangkan beberapa kesusahan

Dari orang-orang yang berma’siat dan semua kerusakan,

Dan semoga Engkau hitangkan semua bencana dan wabah penyakit’

Sebab berkahnya sahabat ahli Badar ya Allah


فَكَــمْ مِنْ رَحْمَةٍ حَصَلَتْ *** وَكَــمْ مِنْ ذِلَّـةٍ فَصَلَتْ

Wakam Min Rahmatin Washalat Wakam Min Dzillatin Fashalat

وَكَـمْ مِنْ نِعْمـَةٍ وَصَلَـتْ *** بِاَهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Wakam Min Ni’matin Washalat Bi Ahlil Badri Yaa Allaah


Arti :
Maka sudah beberapa rahmat yang telah berhasil,

Dan sudah beberapa dari kehinaan yang dihilangkan,

Dan sudah banyak dari ni’mat yang telah sampai,

Sebab berkahnya sahabal ahli Badar ya Allah’


وَ كَـمْ اَغْـنَيْتَ ذَالْعُـمْرِ *** وَكَـمْ اَوْلَيْـتَ ذَاالْفَـقْـرِ

Wakam Aghnaita Dzal ‘Umri Wakam Autaita D’Zal Faqri

وَكَـمْ عَافَـيـْتَ ذِاالْـوِذْرِ *** بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Wakam’Aafaita Dzal Wizri Bi Ahlil Badri Yaa Allaah


Arti :
Sudah berapa kati Engkau (Allah) memberi kekayaan orang yang makmur,

Dan berapa kati Engkau (Allah) memberi nikmat kepada orang yang fakir,

Dan berapa kali Engkau (Allah) mengampuni orang yang berdosa,

Sebab berkahnya sahabat ahli Badar ya Allah.


لَـقَدْ ضَاقَتْ عَلَى الْقَـلْـبِ *** جَمِـيْعُ اْلاَرْضِ مَعْ رَحْبِ

Laqad Dlaaqat’Alal Oalbi Jamii’ul Ardli Ma’ Rahbi

فَانْـجِ مِنَ الْبَلاَ الصَّعْـبِ *** بِاَهْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Fa Anji Minal Balaas Sha’bi Bi Ahlil Badri Yaa Allah



Arti :
Sungguh hati manusia merasa sempit di atas tanah yang luas ini;

karena banyakhya marabahaya yang mengerikan,

Dan malapetaka yang menghancurkan,

semoga Allah menyelamatkan kami dari bencana yang mengerikan,

Sebab berkahnya sahabat ahli Badar ya Allah.’




ا َتَيـْنَا طَـالِـبِى الرِّفْـقِ *** وَجُـلِّ الْخَـيْرِ وَالسَّـعْدِ

Atainaa Thaalibir Rifdi Wajullil Khairi Was Sa’di

فَوَ سِّـعْ مِنْحَـةَ اْلاَيـْدِىْ *** بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Fawassi’ Minhatal Aidii Bi Ahlil Badri Yaa Allaah


Arti :
Kami datang dengan memohon pemberian/ pertolongan

Dan memohon agungnya kebaikan dan keuntungan

Semoga Allah meluaskan anugerah (keni’matan) yang melimpah-limpah.

Dari sebab berkahnya ahli Badar ya Allah.



فَـلاَ تَرْدُدْ مَـعَ الْخَـيـْبَةْ *** بَلِ اجْعَلْـنَاعَلَى الطَّيْبـَةْ

Falaa Tardud Ma’al Khaibah Balij’Alnaa’Alath Thaibah

اَيـَا ذَاالْعِـزِّ وَالْهَـيـْبَةْ *** بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Ayaa Dzal ‘lzzi Wal Haibah Bi Ahlil Badri Yaa Allaah



Arti :
Maka ianganlah Engkau (Allah) menolak kami menjadi rugi besar,

Bahkan jadikanlah diri kami dapat beramal baik, dan selalu bersuka ria.

Wahai Dzat yang punya keagungan (kemenangan) dan Prabawa,

Dengan sebab berkahnya sahabat ahli Badar ya Allah.


وَ اِنْ تَرْدُدْ فَـمَنْ نَأْتـِىْ *** بِـنَيـْلِ جَمِيـْعِ حَاجَا تِى

Wain Tardud Faman Ya-Tii Binaili Jamii’i Haajaati

اَيـَا جَـالِى الْمُـلِـمـَّاتِ *** بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Ayaa jalail mulimmaati Bi Ahlil Badri Yaa Allaah

Arti :
Jika Engkau (Allah) terpaksa menolak hamba, maka kepada siapakah

kami akan datang mohon dengan mendapat semua hajat kami;

Wahai Dzat yang menghilangkan beberapa bencana dunia dan

akhirat, hilangkan bencana-bencana hamba

lantaran berkahnya sahabat ahli Badar ya Allah.


اِلهِـى اغْفِـرِ وَاَ كْرِ مْنَـا *** بِـنَيـْلِ مـَطَا لِبٍ مِنَّا

llaahighfir Wa Akrimnaa Binaili Mathaalibin Minnaa

وَ دَفْـعِ مَسَـاءَةٍ عَـنَّا *** بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Wadaf i Masaa-Atin ‘Annaa Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Arti :
Ya Allah, semoga Engkau rnengampuni kami dan memuliakan

diri kami, dengan mendapat hasil beberapa permahonan kami, dan

menolak keburukan-keburukan dari kami,

Dengan mendapat berkahnya sahabat ahli Badar ya Allah.


اِلهِـى اَنـْتَ ذُوْ لُطْـفٍ *** وَذُوْ فَـضْلٍ وَذُوْ عَطْـفٍ

llaahii Anta Dzuu Luthfin Wadzuu Fadl-Lin Wadzuu ‘Athfin

وَكَـمْ مِنْ كُـرْبـَةٍ تَنـْفِىْ *** بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Wakam Min Kurbatin Tanfii Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Arti :
Ya Allah, Engkaulah yang punya belas kasihan,

dan punya keutamaan (anugerah) lagi kasih sayang,

Sudah banyaklah kesusahan yang hilang,

Dari sebab berkahnya sahabat ahli Badar ya Allah.


وَصَلِّ عَـلَى النـَّبِىِّ الْبَـرِّ *** بـِلاَ عَـدٍّ وَلاَ حَـصْـرِ

Washalli ‘Alan Nabil Barri Bilaa ‘Addin Walaa Hashri

وَالِ سَـادَةٍ غُــــرِّ *** بِاَ هْـلِ الْبَـدْ رِ يـَا اَللهُ

Wa Aali Saadatin Ghurri Bi Ahlil Badri Yaa Allaah
Arti :
Dan semoga Engkau (Allah) melimpahkan rahmat kepada Nabi yang senantiasa berbakti kepada-Nya,

dengan limpahan rahmat dan keselamatan yang tak terbilang dan tak terhitung,

Dan semoga tetap atas para keluarga Nabi dan para Sayyid yang bersinar nur cahayanya,

sebab berkahnya sahabat ahli Badar ya Allah.

Bagi temen-temen Nakhodaku yang ingin mendownload MP3 Sholawat Badar, Bisa Klik Link di bawah ini :


Ketahuilah 5 Waktu Terbaik yang Disunnahkan Membaca Sholawat



Waktu Terbaik yang disunnahkan membaca sholawat

Lalu, adakah waktu terbaik saat membaca sholawat ? Jawabannya adalah ada. Walaupun sholawat dapat kita ucapkan kapan saja dan dimana saja, Namun ada beberapa waktu terbaik yang disunnahkan membaca sholawat :

1. Sesudah Adzan Sholat

Membaca sholawat sesudah adzan

Dalilnya adalah berdasarkan sabda dari Rasulullâh Saw. "Apabila kamu mendengar muadzin membacakan adzan, sambutlah ucapannya. Sesudah selesai menyambut adzan, maka bersholawatlah kamu untukku."(HR. Muslim).

Ada juga hadist lain yang menjelaskan lebih lengkap, seperti hadist berikut : 

Nabi Saw. bersabda: "Apabila kamu mendengar seorang muadzin, bacalah (sambutlah bacaan adzan itu) seperti yang dibacakan olehnya. Kemudian (sesudah selesai adzan dibacakan), bersholawatlah kamu kepadaku. Sebenarnya barang siapa bersholawat kepadaku dengan suatu sholawat, niscaya Allah bersholawat kepadanya dengan sepuluh kali sholawat. Sesudah itu mohonlah kepada Allah wasilah untukku. Wasilah itu suatu kedudukan yang paling tinggi dalam syurga. Tidak dapat diperoleh, melainkan oleh seorang saja dari hamba-hamba Allah. Aku berharap semoga akulah yang mendapat kedudukan itu. Karena itu barang siapa memohonkan wasilah untukku, wajiblah baginya syafaatku."(HR. Muslim).


2. Permulaan dan Akhir Setiap Doa

Membaca sholawat pada awal dan akhir do'a

Hampir semua ulama sepakat bahwa ketika kita sedang berdoa disunnahkan membaca sholawat setelah memuji Allah (mengucap Hamdalah) dan mengakhirinya pula doa kita dengan sholawat karena hal itu sangat disukai oleh Allah Swt.

Rasulullah Saw bersabda : "Bahwasannya doa itu berhenti antara langit dan bumi, tiada naik, barang sedikit juga daripadanya sehingga engkau bersholawat kepada Nabi engkau." (HR. Al-Turmudzî).


Hadist lain yaitu dari Fadlalah Ibn 'Ubadi berkata: "Bahwasanya Rasulullah Saw. mendengar seorang laki-laki langsung berdoa dalam shalat (yakni dalam duduk tahiyat sesudah membaca tasyahhud), sebelum ia bersholawat. Maka Rasulullah berkata kepada orang yang di sisinya: Orang ini telah tergesa-gesa. Sesudah orang itu selesai shalat, Nabi pun memanggil lalu mengatakan kepadanya: Apabila bersembahyang seseorang kamu dan hendak berdoa di dalamnya, hendaklah ia memulai doanya dengan memuji Allah dan membesarkan-Nya. Sesudah itu bersholawat kepada Nabi sesudah bersholawat, barulah berdoa memohon sesuatu yang dihajati." (HR. Abû Dâud dan Al-Nasâ'i).

3. Ketika Akan Masuk dan Keluar Masjid

Membaca sholawat ketika akan masuk dan keluar masjid

Rasulullah Saw.bersabda : "Apabila seseorang kamu masuk ke dalam masjid, maka hendaklah ia membaca "salam" kepadaku (membaca sholawat). Sesudah itu hendaklah ia membaca: Allâhummaftah lî Abwâba Rahmatika (Wahai Tuhanku, bukakanlah untukku segala pintu rahmatmu). Dan apabila ia hendak keluar, hendaklah ia membaca (sesudah bershalawat): Allâhumma Innî As aluka min Fadhlika. (Wahai Tuhanku, aku memohon kepada-Mu limpahan rahmat-Mu)." (HR. Abû Dâud). 

4. Pada Malam Jum'at dan Pada Siang Harinya

Banyak membaca sholawat terutama di hari jumat

Rasulullah Saw bersabda : "Banyakkanlah olehmu membaca sholawat di malam hari Jumat dan siangnya karena sholawat itu dikemukakan kepadaku." (HR. Al-Thabrânî).

Dan sabdanya pula, "Banyakkanlah olehmu shalawat kepada-ku, karena sholawaatmu itu akan menjadi cahaya bagimu pada hari kiamat." 
(HR Al-Thrmudzî dan Abû Dâud).

Imam Al-Syâfi'i r.a. Berkata, "Aku suka memperbanyak membaca sholawat dalam setiap keadaan. Namun, pada malam dan hari Jumat lebih aku sukai, karena ia merupakan hari yang paling baik."

5. Ketika Hendak Memulai Suatu Urusan yang Sangat Penting

Membaca sholawat ketika sedang mempunyai urusan yang penting

Dari Abû Hurairah, bahwa Nabi Saw. bersabda: "Tiap-tiap urusan penting yang berarti dan berharga yang tidak dimulai dengan hamdalah dan sholawat, maka urusan itu hilang berkahnya."(HR. Al-Rahawî).

Pengarang Syarah Dalâ'il, --menukil pernyataan yang diberikan oleh Qâdhi 'Iyâdh di dalam kitabnya Al-Syifâ'--mengatakan bahwa maksud pembacaan sholawat dalam pembukaan segala sesuatu itu adalah untuk bertabaruk (memohon berkah), sesuai dengan sabda Nabi Saw., "Setiap perbuatan penting yang tidak dimulai dengan menyebut nama Allah dan bersholawat kepadaku niscaya kurang sempurna."


Demikianlah 5 waktu terbaik yang disunnahkan membaca sholawat. Sebagai Umat Nabi Muhammad Saw sudah selayaknya kita mencintai dan mengagungkan beliau lebih dari siapapun. Salah satu caranya ialah dengan cara memperbanyak bacaan sholawat kita kepada Nabi Muhammad Saw dengan penuh keikhlasan dan kekhusyukan. Semoga dengan wasilah sholawat kita, Allah Swt mengabulkan segala harapan kita dan dapat menjadi sebab kita dimasukkan surga. Aamiin Ya Rabbal Alamiin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar